Sepakbola
Pengadilan Spanyol Selidiki Keterlibatan Gerard Pique dalam Skandal Korupsi Piala Super
JAKARTA - Pengadilan Spanyol pada Kamis (30/5/2024) menyelidiki keterlibatan mantan pemain Barcelona, Gerard Pique, dalam dugaan skandal korupsi terkait penyelenggaraan Piala Super Spanyol di Arab Saudi.
Piala Super Spanyol pertama kali digelar di Arab Saudi pada tahun 2020. Kompetisi ini sempat kembali diadakan di Spanyol setahun kemudian karena pandemi Covid-19, namun tiga kompetisi berikutnya kembali diadakan di negara Teluk tersebut. Pengadilan saat ini tengah menganalisis kontrak dari Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) yang ditandatangani sejak 2018, termasuk kontrak yang dibuat oleh mantan presiden RFEF, Luis Rubiales, yang menetapkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Super Spanyol.
Kosmos, perusahaan yang dimiliki oleh Gerard Pique, menjadi perantara yang memuluskan kontrak kerja Piala Super Spanyol senilai 40 juta euro per tahun tersebut. AFP melaporkan pada Jumat bahwa pengadilan mencatat adanya “kemungkinan pelanggaran hukum dengan implikasi pidana” dalam kontrak tersebut, termasuk klausul untuk “menjamin pembayaran komisi sebesar empat juta euro per tahun kepada Kosmos”.
Pada bulan Maret, polisi Spanyol menggeledah 11 lokasi, termasuk markas besar RFEF di Madrid dan rumah Rubiales di Granada sebagai bagian dari penyelidikan skandal korupsi ini. Rubiales pun terpaksa mengundurkan diri sebagai presiden RFEF. Jaksa di Spanyol pada tahun 2022 membuka penyelidikan terhadap kesepakatan Piala Super setelah bocornya rekaman audio antara Rubiales dan Pique yang berisi pembicaraan terkait "komisi jutaan dolar".
Di sisi lain, Rubiales membela diri dengan mengatakan bahwa membawa Piala Super Spanyol ke Arab Saudi adalah kebijakan yang legal. Pique juga menegaskan bahwa "semuanya legal" dan ia merasa "bangga" atas kesepakatan tersebut. Pique sempat bermain dua kali bersama Barcelona dalam Piala Super Spanyol di Arab Saudi sebelum pensiun pada November 2022. (ant)