TANGERANG – Proses pembongkaran pagar laut sepanjang 30,16 km di Kabupaten Tangerang, Banten, terus berlanjut. Hingga Sabtu (25/1/2025), sebanyak 13 km pagar berhasil dicabut oleh tim gabungan yang terdiri dari 750 personel, termasuk nelayan lokal dan stakeholder terkait.

Operasi Gabungan Terkendala Cuaca
Operasi pembongkaran ini melibatkan tiga kapal Angkatan Laut, kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta kapal nelayan lokal. Namun, cuaca buruk dan kondisi laut yang dangkal menjadi tantangan besar dalam proses ini.

"Cuaca kurang mendukung sejak pukul 11.00 WIB, dan kedalaman laut yang kurang dari 1 meter menyulitkan kapal penarik untuk mendekat," ujar Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, Danlatamal III/Jakarta.

Pagar Laut Picu Kekhawatiran Nelayan
Keberadaan pagar laut yang terbuat dari bambu ini mencakup enam kecamatan dan 16 desa di Kabupaten Tangerang, termasuk wilayah Karang Serang, Kecamatan Sukadiri. Para nelayan setempat mengeluhkan dampak negatif pagar tersebut terhadap mata pencaharian mereka.

"Pagar ini menutup akses kami ke laut dan membuat ikan-ikan hilang dari area tempat pagar berdiri," kata seorang nelayan lokal.

Pagar laut ini awalnya mengejutkan masyarakat pesisir karena mengganggu ekosistem laut dan aktivitas ekonomi nelayan. Para nelayan berharap pembongkaran dapat segera diselesaikan agar mereka bisa kembali melaut tanpa hambatan.

Dukungan Pemerintah dan Harapan Nelayan
Kementerian KKP bersama TNI AL dan pemerintah daerah berkomitmen menyelesaikan pembongkaran hingga tuntas. Selain itu, solusi jangka panjang untuk mencegah munculnya pagar laut serupa juga menjadi perhatian.

Nelayan berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan ekosistem laut dan mata pencaharian mereka. (mul)

#PembongkaranPagarLaut #TangerangMaritime #NelayanTangerang #EkosistemLaut #BeritaTerkini #SaveFishermen #IndonesiaMaritime