Sepakbola

Pelatih Bali United Desak Sanksi Keras untuk Pelaku Pengaturan Skor

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
12 Juli 2024 15:00
Pelatih Bali United Desak Sanksi Keras untuk Pelaku Pengaturan Skor
Pelatih Kepala Bali United Stefano Cugurra di sela latihan perdana di Pantai Purnama, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (2/7/2024)

GIANYAR - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, menyerukan penerapan sanksi tegas terhadap pelaku pengaturan skor (match fixing) untuk mencegah praktik tersebut dalam kompetisi sepak bola tanah air.

“Menurut saya, sanksi harus tegas dan keras bagi pemain atau siapa pun yang terlibat,” ujar Stefano di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat. Dia menegaskan sanksi berat harus dijatuhkan apabila terdapat cukup bukti. Pelatih asal Brasil itu menambahkan, hukuman keras dapat menjadi contoh sehingga tidak ada celah bagi oknum yang ingin melakukan tindakan curang.

Coach Teco, sapaan akrab Stefano, menekankan praktik pengaturan skor mencederai sportivitas olahraga dan tidak menghargai tim yang berlatih keras untuk memberikan pertandingan yang baik. “Kami pelatih dan pemain bekerja setiap hari untuk memberikan yang terbaik kepada tim. Kecurangan seperti itu benar-benar kotor dan tidak boleh dibiarkan. Namun, semua harus berdasarkan bukti agar pelaku dapat dijatuhkan sanksi,” tambahnya.

Menurut dia, praktik curang tersebut tidak selalu muncul dalam setiap kompetisi di tanah air, termasuk menjelang Liga 1 Indonesia musim 2024/2025. Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengancam adanya hukuman pidana dan hukuman seumur hidup dari sepak bola nasional bagi oknum yang terbukti terlibat dalam pengaturan skor pertandingan.

“Dengan dukungan Polri, siapa pun yang terlibat akan dihukum seumur hidup dari sepak bola nasional,” kata Erick Thohir saat membuka turnamen Bali 7S di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (22/6/2024). Beberapa praktik curang telah terungkap, seperti kasus pemalsuan surat atau penipuan oleh Elwizan Aminuddin, mantan dokter gadungan PSS Sleman pada 2020-2021, serta kasus pengaturan pertandingan di Sleman.

Erick Thohir juga mengapresiasi Kepolisian Resor Kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah menangani kasus-kasus penting tersebut untuk melindungi sepak bola Indonesia. (ant)


Berita Lainnya