Nasional

Kementan Siapkan Jagung hingga Ubi Jalar untuk Program Makan Siang Gratis

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
06 Agustus 2024 22:00
Kementan Siapkan Jagung hingga Ubi Jalar untuk Program Makan Siang Gratis
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kanan) dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (06/08/2024). 

JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian atas kesiapan mereka dalam merealisasikan program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka. Salah satu langkah yang diambil adalah peningkatan produksi berbagai bahan pangan.

"Target produksi pangan pada tahun 2025 mencakup padi sebanyak 56,05 juta ton, jagung dengan kadar air 28 persen sebanyak 22,59 juta ton, kedelai 350 ribu ton, ubi jalar 1,57 juta ton, kacang tanah 351 ribu ton, kacang hijau 166 ribu ton, serta 56 juta ton untuk gabah kering giling dan jagung sekitar 22 juta ton. Selain itu, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau juga menjadi bagian dari target produksi," ujar Bamsoet, di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Bamsoet bertemu dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta. Bamsoet menjelaskan program makan bergizi tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak-anak tetapi juga memberikan banyak manfaat tambahan. Program ini diharapkan dapat menciptakan efek ganda (multiplier effect) dengan membuka lapangan pekerjaan baru di sektor pangan, termasuk petani dan peternakan sapi perah, serta merangsang perekonomian masyarakat desa dan pelaku usaha kecil dan menengah.

"Makan bergizi tidak berdiri sendiri. Makanan bergizi melibatkan bahan-bahan seperti bawang, cabai, beras, telur, ikan, dan ayam, yang diharapkan dapat dipenuhi dari dalam negeri. Jika semua bahan tersebut diproduksi secara lokal, ini akan menguntungkan petani," tambahnya.

Dia juga menekankan bahwa program makan bergizi gratis akan membantu program belajar mengajar menjadi lebih efektif, mengingat sekitar 41 persen atau 18 juta anak di Indonesia berangkat ke sekolah dalam keadaan perut kosong.

Lebih lanjut, Bamsoet menyebutkan bahwa program ini juga bertujuan untuk mengatasi kelaparan dan malnutrisi di Indonesia. Berdasarkan laporan Global Hunger Index 2023, Indonesia menempati peringkat ke-77 dengan skor 17,6 dari 125 negara.

"Selain mengatasi kelaparan, program makan bergizi gratis akan membantu mengatasi masalah gizi buruk. Pada tahun 2024, diperkirakan sekitar 6,5 persen dari populasi mengalami kekurangan gizi atau undernourished, melibatkan sekitar 17,7 juta orang, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di Asia Tenggara," pungkasnya. (ant)
 
 


Berita Lainnya