Nasional

Kemenkominfo Buka Pelatihan Keamanan Siber untuk Satu Juta Talenta

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 September 2024 09:30
Kemenkominfo Buka Pelatihan Keamanan Siber untuk Satu Juta Talenta
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha (kiri), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi (tengah), dan Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia Aileen Goh pada peluncuran Program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber Bagi 1 Juta Talenta Digital, di Media Center Kemenkominfo, Jakarta.

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memberikan pelatihan keamanan siber kepada satu juta warga Indonesia melalui akademi daring dalam Program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber. Pelatihan ini akan menggunakan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kemenkominfo dan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar serta keterampilan praktis dalam keamanan siber, khususnya bagi individu dan usaha kecil. Tujuannya adalah untuk membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia digital.

"Yang terpenting adalah investasi dalam sumber daya manusia, karena kebutuhan akan talenta yang terampil di bidang keamanan siber semakin mendesak," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam peluncuran program di Media Center Kemenkominfo, Jakarta. Program ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan keamanan siber di Indonesia, baik untuk profesional yang sudah ada maupun talenta baru, serta menambah jumlah spesialis di bidang tersebut. Dalam penyelenggaraannya, Kemenkominfo bekerja sama dengan Indosat dan Mastercard untuk memberikan pelatihan keamanan siber yang komprehensif.

Peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan ini akan mendapatkan sertifikasi. Pelatihan tersebut akan mencakup keterampilan penting dalam ekonomi digital, seperti inventarisasi perangkat, pembaruan perangkat lunak dan keamanan, pencegahan serangan phishing dan malware, serta perlindungan data bisnis melalui cadangan (backup).

"Pelatihan ini tidak hanya terbatas pada tingkat dasar, tetapi juga mencakup modul tingkat lanjut dengan tema-tema lebih spesifik," tambah Budi. Meskipun tenaga kerja di bidang keamanan siber tumbuh sebesar 12,6 persen antara tahun 2022 dan 2023, dunia masih kekurangan hampir empat juta profesional keamanan siber. Di Asia Pasifik sendiri, jumlah talenta keamanan siber tumbuh sebesar 11,8 persen atau lebih dari 960 ribu pekerja pada tahun 2023, tetapi kawasan ini masih mengalami kekurangan sebanyak 2,5 juta orang.

Kajian tentang ketersediaan dan kebutuhan talenta digital di Indonesia pada periode 2023-2030 menunjukkan rata-rata kebutuhan talenta digital Indonesia mencapai 458.043 orang per tahun. "Program ini bertujuan untuk mencetak satu juta talenta digital dalam lima tahun, dengan target 200 ribu talenta digital per tahun. Target utama kami adalah masyarakat luas, UMKM, serta pelaku usaha," ujar Budi Arie. (ant)
 


Berita Lainnya